Jumat, 17 September 2010

Mau Jadi Pengusaha? Gampaaaaaang ...


Mau Jadi Pengusaha? Gampaaaaaang ...
Oleh Zainal 'Teroris' Abidin (Penasehat TDA Pusat)

Banyak orang berminat jadi pengusaha, karena profesi ini punya kemungkinan
penghasilan yang jauh lebih besar daripada jadi karyawan. Sayangnya, mereka
lebih sering berpikir daripada bertindak. Ujung-ujungnya, mereka terpenjara di
alam pikiran mereka sendiri, tanpa sekalipun mencoba atau bertindak.

Buat saya, menjadi pengusaha itu gampaaang. Modalnya hanya satu. Bukan uang,
tapi kemampuan berjualan. Jika anda mau jadi pengusaha kaya, tambah satu
syarat lagi, yaitu kemampuan mengelola uang. Kalau setiap saat anda mengasah dua
kemampuan itu, insya Allah anda jadi pengusaha kaya, seperti nabi Muhammad.
Beliau jadi pengusaha, nyaris tanpa modal. Mulai dari menjual tenaga sebagai
penggembala kambing. Dilanjutkan dengan menjual tenaga dan pikiran sebagai
pedagang pada perusahaan dagang ummi Khadijah. Dan sukses beliau sebagai
pedagang tidak lagi bisa terhalangi.

Oh iya. Tambah satu lagi. Sepanjang perjalanan meningkatkan kemampuan
berjualan, jaga kepercayaan konsumen anda. Jangan sekalipun berkhianat. Itu
lah sebabnya, nabi Muhammad sudah bergelar Al-Amiin sebelum beliau diangkat jadi
nabi.



Berikut, sedikit ilustrasi sederhana yang bisa anda jalani. Tentu saja dengan
mengesampingkan rasa malu, malas dan takut. Malu kalau bertemu teman atau calon
mertua ketika berjualan. Malas menawarkan barang jualan kepada calon konsumen.
Takut dicemooh atau ditolak ketika kenjajakan barang.

1. Kalau anda punya uang Rp. 5.000 - 10.000, anda bisa membeli beberapa botol
Air Minum Dalam Kemasan merk apa saja di toko grosir.

2. Sebagai dasar perhitungan, harga AMDK 600 ml paling mahal Rp. 1.400
(grosir). Anda bisa jual kembali dengan harga minimal Rp. 2.000. Jadi, per
botol untungnya Rp. 600. Di beberapa lokasi, harga jualnya bisa lebih tinggi,
mencapai Rp. 2.500 hingga Rp. 3.000.

3. Kalau anda butuh Rp. 5.000.000, anda hanya perlu menjual paling banyak 8.500
botol AMDK.

4. Banyak banget? Tentu. Tapi mari kita perkecil. Satu hari kita punya waktu
24 jam. Waktu kerja kita asumsikan 10 jam. Mampukah kita menjual 5 botol
setiap jam? Sebagai ilustrasi, siswa Institut Kemandirian ada yang berhasil
menjual lebih dari 20 botol per jam. Para pedagang asongan bisa menjual lebih
dari 40 botol per jam.

5. Kalau saja anda berhasil menjual 5 botol per jam, berarti dalam sehari kita
bisa menjual 50 botol. Target 8500 botol tercapai dalam 170 hari (sekitar 6
bulan).

6. Bisa jual lebih banyak, target Rp. 5 juta bisa lebih cepat tercapai. Dengan
uang itu, anda sudah bisa naik pangkat. Tidak lagi jadi pedagang asongan.

7. Berat di awal, tapi uang Rp. 5 juta itu adalah milik sendiri. Nggak perlu
berbohong, bikin surat keterangan gaji palsu. Nggak perlu cari hutangan dari
orang lain yang belum pasti. Sungguh, tidak ada kemuliaan pada orang yang
berhutang.

8. Kumpulkan lah uang receh, karena lama-lama anda bisa membeli sepeda. Gunakan
sepeda untuk cari\ uang, yang hasilnya terus anda kumpulkan untuk membeli sepeda
motor. Gunakan sepeda motor itu untuk cari uang, uangnya dikumpulkan untuk
membeli mobil. Lama-lama anda bisa jadi pengusaha taksi, atau bahkan pemegang
saham di perusahaan penerbangan.

9. Mimpi? Orang cerdas bilang, sukses dibangun dua kali. Pertama dalam
pikiran, berupa impian. Kedua, di alam nyata, dengan bekerja. Itu lah
sebabnya, satu-satunya cara mewujudkan impian adalah bangun dari tidur, dan
berusaha sampai berhasil.

10. Jangan lupa. Anda juga perlu makan. Perlu minum dan keperluan lain.
Sisihkan itu dari penghasilan anda, supaya anda tidak sakit-sakitan ketika sudah
kaya.

Mohon maaf, jika tidak berkenan.

(Sudah dimuat di Buletin Dompet Dhuafa, Masakini edisi Syawwal 1431H)

0 komentar: